LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
KE MUSEUM RONGGOWARSITO SEMARANG
Disusun guna memenuhi
tugas
Mata Kuliah: Islam
dan Budaya Jawa
Dosen Pengampu: M.
Rikza Chamami, M. SI
Disusun oleh:
Fita Wahyu Rosyidah (1403026070)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
I.
PENDAHULUAN
Museum
Ronggowarsito terletak di Jl. Abdulrachman Saleh Semarang. Berdirinya Museum Ronggowarsito dimulai sejak 5 Juli 1975 dan diresmikan
pada hari Sabtu Pahing, 2 April 1983. Dinamakan Museum Ronggowarsito
dikarenakan beberapa pertimbangan diantaranya Pengambilan nama Ronggowarsito
sendiri dari nama Seorang Pujangga Keraton Surakarta Hadiningrat yaitu Raden
Ngabehi Ronggowarsito yang telah banyak meninggalkan kebudayaan bagi masyarakat
Indonesia pada umumnya dan masyarakat Jawa pada khususnya. Museum ini merupakan bangunan dua lantai yang menyimpan koleksi kerajinan
dan seni Jawa, foto dokumenter, keris, lukisan, dan warisan budaya Jawa
lainnya. Museum Ronggowarsito Semarang dilengkapi auditorium, perpustakaan,
laboratorium, gudang dan taman. Di museum ini ada empat gedung utama,
masing-masing dua lantai. Di delapan ruang gedung yang luasnya masing-masing
400 m2 itu terdapat sekitar 40.000 koleksi, dari mulai jaman prasejarah hingga
jaman setelah proklamasi kemerdekaan.
Di Museum
Ronggowarsito, terdapat benda-benda peninggalan Sejarah. Salah satunya
peninggalan budaya Jawa dalam aspek Kepercayaan dan Ritual, aspek Sastra dan
pewayangan, Aspek olitik, dan aspek ekonomi. Dan setiap aspek tersebut memiliki
nilai-nilai islam terhadap budaya Jawa sendiri.
II.
HASIL
KUNJUNGAN
Didalam museum ini ada 4
gedung, pertama gedung A, gedung B, gedung C dan gedung D. Gedung A sebagai ruang Geologi dan Paleontologi.Lantai I adalah ruang
geologi yang menampilkan gunungan blumbangan, meteorit, material gunung berapi,
stalaktit-stalakmit dan batu mulia. Lantai II berisi kerangka gajah Elephas, fosil gading gajah purba
(stegodon) yang panjangnya lebih dari 3 m, replika fosil pithecanttropus
erectus VIII, fosil tanduk kerbau, lukisan tentang kehidupan reptil. Gedung B sebagai ruang Sejarah Hindu-Budha, Islam dan kolonial dan ruang
keramik dan batik. Lantai I
sebagai ruang sejarah Hindu-Budha, Islam dan kolonial yang menampilkan arca
Ganesha terbesar dimuseum, arca Bodhisatwa, pintu Paduraka Masjid Kudus,
Meriam, Genta Kapal, dan Tombak Maling. Lantai II ruang keramik dan batik menampilkan koleksi keramik dari Dinasti
Ming abad XIV, keramik Belanda dan Inggris, gerabah lokal dan batik dari beberapa kabupaten di Jateng. Gedung C adalah galeri bersejarah perjuangan bersenjata pada lantai I. Pada lantai I ini dibagi menjadi dua bagian: koleksi semasa perjuangan
fisik dan diploma. Lantai II
sebagai ruangan yang mencakup ruang teknologi mata pencaharian, ruang teknologi
industry, transformasi, ruang teknologi kerajinan, dan rumah tinggal. Yang terakhir gedung D sebagai galeri pembangunan pada lantai I, galeri ini
dikelompokkan kedalam ruang pembangunan, ruang tradisi Nusantara. Lantai II sebagai galeri kesenian yang dipisahkan menjadi seni pagelaran,
seni pertunjukkan dan seni musik.
Peninggalan budaya dijawa
antara lain: candi, wayang, gunungan
blumbangan, keris dan blencong.
a.
Candi merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat menyembah para dewa
pada Hindu-Budha. Candi-candi
yang berada di Jawa antara lain Candi Pawon, Candi Mendhut, Candi Dieng, dan
Candi Cetho, Candi Gedongsongo, Candi Prambanan.
b.
Wayang adalah buah karya seni adi luhur bangsa Indonesia.Ia merupakan wujud
hasil olah sistem gagasan perilaku masyarakat Indonesia. Beberapa prasasti telah membuktikan bahwa pertunjukan wayang telah ada pada
jaman kuno. Misalnya
empat lempengan tembaga yang ditemukan di Bali. Lempengan ini menyebutkan
kata ringgit. Kata ringgit
ini sebagai sinonim dari kata wayang. Sementara itu, relief pada candi seperti relief di candi Prambanan, candi
Panataran juga ditemukan jejak dekoratif bentuk wayang mirip wayang beber. Macam-macam wayang yaitu wayang sadat, wayang golek, wayang kulit, wayang warta, wayang
budha, dan lain-lain.
c.
Gunungan blumbangan merupakan penggambaran tentang alam semesta, manusia
dan lingkungannya, sebagai simbol dan filosofi tentang makhluk hidup di dunia
yang digambarkan secara berlawanan. Kanan-kiri, atas-bawah, depan-belakang.
Kanan melambangkan kebenaran, atas melambangkan kejayaan, depan melambangkan
ketulusan. Kepercayaan tersebut diyakini masyarakat Jawa Tengah bahwa untuk
mencapai tujuan mulia pasti akan mendapatkan rintangan, yang mana di dalam
gunungan blumbangan digambarkan dengan berbagai jenis binatang buas. Gunungan
blumbangan pertama kali diciptakan pada abad XIV M oleh Raden Patah. Dalam
budaya jawa biasanya gunungan blumbangan ini ditampilkan dalam pertunjukan
wayang.
d.
Keris merupakan senjata khas
masyarakat Jawa dan kalangan masyarakat Jawa.Keris dianggap sebagai benda
leluhur. Namun masyarakat kurang memahami senjata tradisional tersebut. Dengan
perkembangan zaman, banyak masyarakat Jawa tidak mengetahui sejarah keris,
makna sebenarnya, fungsi keris dan dan bagaimana menempatkan keris dengan tepat
sehingga banyak yang disalahgunakan.
e.
Blencong merupakan alat penerangan
untuk pertunjukan wayang pada masa lampau yang menggunkan bahan bakar minyak
kelapa. Blencong ini terbuat dari kayu
berukir ataupun perunggu, dengan lubang ditengah untuk menaruh minyak dan
sumbu. Namun
blencong sekarang jarang digunakan karena dianggap kurang praktis dan sinarnya
kurang terang.
Sedangkan peninggalan budaya yang terkait dengan Islam di dalam museum ronggowarsito ini antara lain miniatur menara masjid Kudus, miniatur (sirap atap) masjid Demak, Jambangan, dan Mustaka
Masjid.
a.
Minatur Menara Kudus yang terdapat di museum Ronggowarsito Semarang,
merupakan bangunan duplikat Menara kudus yang dibuat mirip dengan Menara Kudus
dengan bahan dari batu bata meski dengan ukuran yang lebih kecil. Miniature ini
sekaligus sebagai tanda budaya dan representasi akar cultural masyarakat Kudus
yang dijiwai semangat Sunan Kudus. Dengan demikian, dengan melihat menara kudus
pengunjung lalu diingatkan pada romantisme sejarah perjuangan Sunan Kudus dalam
dakwah Islamyang begitu santun dan toleran. Dalam hal ini tentu membawa
pencitraan akan masyarakat Kudus disamping dikenal kuat religiusitasnya juga
jiwa pedagang yang tinggi sebagaimana Sunan Kudus.
b.
Minatur Masjid Agung Demak yang terdapat di museum Ronggowarsito Semarang ini merupakan bangunan duplikat Masjid Agung Demak yang dibuat mirip dengan
Masjid Agung Demak dengan bahan dari kayu meski dengan ukuran yang lebih kecil. Sirap atap
masjid Demak, atap bersusun tiga masjid Demak melambangkan orang yang
beriman dimulai dari mukmin, muslim, dan muhsin, serta islam dan ihsan.Juga
melambangkan tiga tingkatan dalam tasawuf yang dari bawah keatas
melambangkan syari’at,tarekat , dan ma’rifat. Pada waktu dibangun atap masjid demak terbuat dari welit, kemudian tahun
1710 Paku Buana I memerintahkan untuk mengganti welit dengan sirap dari kayu.
Dalam tradisi Jawa atap hanya boleh digunakan pada atap-atap rumah
bangunan.sirap terbuat dari kayu jati yang tua.
c.
Jambangan ini berfungsi sebagai wadah air yang digunakan untuk bersuci
sebelum memasuki makam tokoh Islam Nyi Ageng Malokoh. Beliau adalah tokoh
penting penyebar agama Islam di Rembang. Berdasarkan tipe nisannya diperkirakan
makam ini berasal dari abad XV masehi. Jambangan ini Terdapat di depan makam tokoh Islam Nyi Ageng Malokoh.
d.
Mustaka Masjid ini berfungsi sebagai tanda masjid. Mustaka Masjid ini
berasal dari Mayong Jepara
Di museum rangga warsito ini juga terdapat macam-macam sejarah
peninggalan kesenian. Peninggalan-peninggalan ini menampilkan berbagai koleksi
benda dan peralatan kesenian. Koleksi-koleksi ini dipisahkan menjadi beberapa
bagian, yaitu:
a.
Seni Pergelaran, ditampilkan
dalam bentuk kesenian wayang yang merupakan kesenian khas Jawa yang
termodifikasi dalam berbagai bentuk latar budaya yang diangkat. Contohnya :
wayang beber, wayang purwa, wayang potehi, wayang suluh, wayang pesisiran,
wayang golek, wayang wahyu, wayang warta, dll.
b.
Seni Pertunjukan, ditampilkan
dalam berbagai hiburan rakyat, diantaranya: Kuda lumping, Barongan, Nini Thowok, Sintren, Kethoprak.
c.
Seni Musik; Terdapat beberapa macam
peninggalan seni musik yang berkembang di Jawa Tengah, dan di
museum ronggowarsito ini diantaranya:
1.
Gambang Semarang; Berasal dari
sebuah kelompok Gambang Kromong yang berasal dari daerah kedaung Bulak, Jakarta
Selatan.
2.
Gamelan merupakan alat-alat musik
tradisional jawa yang digunakan untuk upacara-upacara adat dan pergelaran
wayang.
3.
Rebana merupakan seni musik
tradisional Jawa yang bernafaskan Islam yang digunakan untuk mengiringi bacaan-bacaan
sholawat.
d.
Seni Kerajinan Jawa Tengah yang ada di
museum diantara adalah:
1.
Kerajinan bambu merupakan
kerajinan dengan bahan dasar bambu, contohnya: cething, caping, lampu petromak.
2.
Kerajinan tanah liat merupakan
kerajinan dengan bahan dasar tanah liat, contohnya: keramik, pot bunga,
genteng.
3.
Kerajinan batik merupakan kerajinan
menggambar pada kain dengan menggunakan alat berupa malam, canthing.
Kebudaayan-kebudyaan Jawa digunakan Walisongo dalam
penyebaran Islam di pulau Jawa. Mereka menggunakan tradisi-tradisi setempat untuk mensiarkan Islam. Tanpa menghilangkan kebudayaan setempat, dan tidak juga menyelewengkan
ajaran agama Islam.
Islam merupakan agama yang merangkul seluruh umat manusia. Jadi sebagai
muslim yang baik kita harus dapat mensiarkan Islam dengan cara yang tepat.
Supaya mereka para non-muslim dapat menerimanya dengan tangan terbuka.
III.
PENUTUP
Demikianlah laporan ini
saya susun dan tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi penyusunan laporan
selanjutnya. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar