Rabu, 04 Januari 2017

risensi



Nama               : Fita Wahyu Rosyidah
NIM                : 1403026070
Mata Kuliah    : Islam Dan Budaya Jawa
Kelas               : PBA 5-B
Tugas Ujian Akhir Semester Resensi Kitab al-Nurul al-Burhani
1.    Identitas buku
a.    Judul buku         : Al-Nur al-Burhani fi tarjamatil Lujjainid Dani fi Dzikri Nubdzatin min Manaqibisy Syaikh Abdil Qadir Al-Jilani
b.    Penulis               : Luthfil Hakim Mushlih bin Abdul Rohman bin Qoshidil Haqqi Al-Muroqi Al-Dzimawi Al-Samarani
c.    Penerbit             :  Karya Thoha Putra Semarang
d.   Tebal buku         : 127 halaman
e.    Harga buku        : 10.000
2.    Pendahuluan
Kitab Manaqib Nurul Burhani disusun oleh seorang ulama bersahaja asal Mranggen, desa kecil di perbatasan Semarang – Demak, kitab terjemah dan syarah manaqib itu kini menjadi bacaan paling populer di kalangan warga nahdliyyin. Kitab manaqib Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani yang paling termasyhur adalah Al-Lujjainid Dani karya ulama besar Madinah, Syaikh Ja’far bin Hasan bin Abdul Karim Al-Barzanji. Di Indonesia sendiri kitab ini sudah masuk sejak akhir abad 18 M, bersamaan dengan tersebarnya thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah. Bahkan di negeri ini, hampir semua kitab Al-Lujjanid Dani diterbitkan bersama syarahnya (keterangan atau komentar) dalam bahasa-bahasa daerah. Salah satu edisi manaqib Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani bersyarah yang paling populer adalah kitab An-Nurul Burhani fi tarjamatil Lujjainid Dani fi Dzikri Nubdzatin min Manaqibisy Syaikh Abdil Qadir Al-Jilani karya Syaikh Muslih Abdurrahman Al-Maraqi, mursyid Thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah asal Mranggen, Demak Jawa Tengah.

3.    Latar belakang pengarang
Syeikh K.H Muslih bin Syeikh K.H Abdurrohman dan Hj. Shofiyyah, asli kelahiran suburan Mranggen Demak. Syeikh K.H Muslih Abdurrahman adalah ulama allamah yang pernah mengasuh pon-pes Futuhiyyah Mranggen sejak tahun 1936-1981 Masehi. beliau berjasa pula dalam menyebarkan thoriqoh Qodiriyyah wa Naqsabandiyyah di Jawa Indonesia, hingga melahirkan banyak Kiai dan Guru Mursyid Thoriqoh tersebut. Beliau wafat dan di makamkan di ma’la Makkah al Mukarromah di pemakaman yang kebetulan berdampingan dengan makam Sayyidatina Asma’ binti Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq R.A, dekat/di depan kompleks makam Sayyidatina Khodijah R.A, istri Rosulillah S.A.W. Beliau wafat pada bulan syawal 1981 Masehi.
4.    Sinopsis
Kitab Al-Nur al-Burhani fi tarjamatil Lujjainid Dani fi Dzikri Nubdzatin min Manaqibisy Syaikh Abdil Qadir Al-Jilani menjelaskan riwayat hidup Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Syekh Abdul Qadir al-Jilani lahir pada hari Senin saat terbitnya fajar pada tanggal 1 Ramadhan tahun 470 H. atau 1077 M. Di desa Jailan (bisa juga disebut desa Jilan, Kailan, Kilan, atau Al-Jil). Nama desa ini kemudian dinisbatkan kepada nama akhir beliau yakni al-Jilani atau al-Jili. Letak desa ini berada di kota terpencil yakni Tabaristan yang kini termasuk wilayah Iran.
Syekh Abdul Qodir Al-Jilani menuntut ilmu ke Baghdad, dan mendalami berbagai ilmu yaitu; fiqih, hadis, dan tasawuf. Kehidupan Abdul Qadir al-Jilani pada awal melakukan perjalanan menuntut ilmu begitu penuh tantangan, akan tetapi tantangan demi tantangan ia hadapi dengan sabar dan ikhlas.
5.    Kelebihan dan kekurangan buku
Kelebihan dari kitab ini adalah bahasa yang diterjemahkan ke dalam bahasa daerah sendiri menjadikannya mudah dipahami dan dimengerti. Sedangkan kekurangan dari kitab ini adalah bahasa Arab yang digunakan sulit untuk dibaca khususnya bagi pemula, alangkah baiknya jika bahasa Arab tersebut diganti menjadi kalam nadzom.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar