Senin, 06 Maret 2017

Bhs.Indo_Pungtuasi



PUNGTUASI
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Azizatul Khusniyah
LOGO UIN WS
KELOMPOK 1 :
1.      Lamkhatul Khunainah       (1403016055)
2.      Khusnul Khotimah            (1403016061)
3.      Wiwi Puji Susyanti           (1403026036)
4.      Fita Wahyu Rosyidah       (1403026070)
5.      Lailatul Hilaliyah              (1403026088)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
PUNGTUASI
A.    Pengertian Pungtuasi
Pungtuasi adalah tanda baca berbentuk baik simbol – simbol tertulis, untuk memahami fungsi dari naik atau turun, apa makna dari tutur yang disampaikan dalam tempo yang singkat dalam relative lama.
B.     Pentingnya Pungtuasi
Bahasa dalam pengertian sehari-hari adalah bahasa lisan, sedangkan bahasa tulis merupakan pencerminan kembali dari bahasa lisan itu dalam bentuk simbol-simbol tertulis. Dalam percakapan-percakapan secara lisan jelas terdengar bahwa kata-kata seolah-olah dirangkaikan satu sama lain, serta disana-disini terdengar perhentian sebentar atau lama dengan suara menaik menurun. Disamping itu terdapat ekspresi-ekspresi air muka, berupa menggerak-gerakkan alis mata, menggeleng-gelengkan kepala atau mengangguk-anggukkan kepala, mengangkat bahu, mengacungkan tangan dan sebagainya.
Setiap orang yang diajak bicara langsung memahami apa fungsi apa dari suara naik atau menurun, apa makna dari suatu tutur yang disampaikan dalam tempo yang singkat atau dalam tempo yang relatif lebih lama. Tetapi semuanya ini baru menjadi persoalan bila percakapan-percakapan atau bahasa lisan itu ditranskripsikan dalam tulisan. Bagaimana seorang dapat menyatakan nada yang naik atau menurun, bagaimana ia harus melukiskan ujaran-ujaran yang keras, lembut dan sebagainya tersebut diperlukan pungtuasi atau tanda baca.
C.    Dasar Pungtuasi
Bahasa terdiri dari dua aspek yaitu aspek bentuk dan aspek makna. Aspek bentuk dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1.      Unsur segmental yaitu unsur bahasa yang dapat dibagi-bagi atas bagian-bagian yang lebih kecil yang meliputi : fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana.
2.      Unsur suprasegmental yaitu unsur bahasa kehadirannya tergantung dari kehadiran unsur segmental, yang terdiri dari tekanan keras, tekanan tinggi, tekana panjang, dan dalam bentuk lebih luas kita kenal sebagai intonasi.
Unsur segmental dapat tergambar dengan jelas  walaupun kadang-kadang masih terdapat kekurangan. Untuk unsur suprasegmental beserta gerak-gerik wajah belum dapat dituliskan dengan abjad, persukuan,penulisan kata, dan sebagainya. Sebaliknya, unsur  suprasegmental biasanya dinyatakan secara tertulis  melalui tanda-tanda baca atau pungtuasi.
D.    Macam-macam Pungtuasi
1.      Tanda Titik
1)      Menyatakan akhiri dari sebuah tutur atau kalimat.
§  Bapak sudah pergi ke kantor.
§  Tidak ada yang perlu ditakuti.
§  Ada kalangan yang menganggap cara dramatik itu sebagai cara yang terbaik.
Tetapi kalimat tanya atau kalimat perintah /seru mengandung pengertian akhir, maka tidak perlu tanda titik.
Contoh :
      Kamu sudah mendengar cerita itu?
      Pergilah dari sini!
      Aduh, sialnya nasibku!
2)      Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan singkatan kata atau ungkapan yang sudah lazim. Singkatan yang terdiri dari tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
Dr.      (Doktor)                                              a.n.      (atas nama)
dr.       (Dokter)                                              d.a.      (dengan alamat)
Ir.        (Insinyur)                                            u.b.      (untuk beliau)
Kol.     (Kolonel)                                             dkk.     (dan kawan-kawan)
M.Sc.  (Master of Science)                             dll.       (dan lain-lain)
S.H.    ( Sarjana Hukum)                                dsb.     (dan sebgainya)
Drs.     (Doctorandus)                                     tsb.      (tersebut)
M.A.   (Master of Art)                                                Yth.     ( Yang terhomat)
M.M.Pd.         (Manajemen Magister Pendidikan)    
S.E.                 (Sarjana Ekonomi)
M.Ag.             (Magister Agama)      
M.A.P.            (Magister Administrasi Pemerintahan)
M.Pd.              (Magister Pendidikan)           
S.Kom.           (Sarjana Komputer)
M.M.               (Magister Manajemen)           
M.T.                (Magister Tekinik)
M.H.                (Magister Hukum)                  
M.Hum.           (Magister hukum)

Singkatan yang menggunakan nama institusi negara atau PT,CV tidak menggunakan tanda titik: ABRI,POLRI,MPR,Ampera,Lemhanas,dsb.
3)      Tanda titik dipergunakan untuk memisahkan angka ribuan,jutaan,dan seterusnya yang menunjukkan jumlah juga dipakai untuk memisahkan angka ,jam dan detik: 1.000,123.000            pukul  5.45.42(pukul lima lewat 45 menit 42 detik).
Bila bilangan tidak menunjukkan  jumlah ,  titik tidak perlu dipakai: Pada tahun   1987 ada bencana alam yang luar biasa. Ia lahir  pada tahun 1964.

2.      Tanda Koma
Koma atau perhentian antara yang menunjukkan suara menaik ditengah-tengah tutur. Selain itu, koma juga dipakai untuk beberapa tujuan tertentu
1)      Memisahkan bagian-bagian kalimat, antara kalimat setara yang menyatakan pertentangan,  antar anak kalimat dan induk kalimat, dan antara anak kalimat dan anak kalimat.
2)      Dipergunakan untuk menandakan suatu bentuk parentetis/keterangan-keterangan tambahan yang biasanya ditempatkan dalam kurung.
3)      Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
4)      mendahului induk kalimatnya, atau untuk memisahkan induk kalimat dengan sebuah bagian pengantar yang terletak sebelum induk kalimat.
5)      Dipergunakan untuk menceraikan beberapa kata yang disebut berturut-turut.
6)      Dipakai di belakang kata atau ungkapan transisi yang terdapat pada awal kalimat, misalnya: jadi, oleh karena itu, lagi pula, meskipun begitu, akan tetepi, di samping itu.
7)       Untuk menghindari salah baca atau keragu-raguan.
8)      Untuk menandakan seseorang diajak bicara.
9)      Untuk memisahkan oposisi dari kata yang diterangkannya.
10)   Untuk memisahkan kata-kata afektif seperti o, y, wah, aduh, kasihan.
11)  Memisahkan ucapan langsung dari bagian kalimat.
12)  Dipergunakan untuk beberapa maksud .

3.      Tanda Titik Koma
1)      Untuk memisahkan dua bagian kalimat yang sederajat yang tidak dipergunakan kata sambung.
2)      Dipergunakan untuk memisahkan anak kalimat yang sederajat.
3)      Memisahkan kalimat yang panjang yang subyeknya sama, serta terdapat perhentian yang lebih lama dari koma biasa.
4)      Memisahkan ayat-ayat/perincian-perincian yang bergantung pada suatu pasal/induk kalimat.

4.      Tanda Titik Dua
Tanda ini dipergunakan dalam hal-hal sebagai berikut :
1)      Sebagai pengantar kutipan yang panjang, baik Sebagai pengantar kutipan yang panjang, baik yang diambil dari sebuah buku, majalah dan sebagainya, maupaun dari sebuah ucapan langsung.
2)      Dipakai pada akhir suatu statemen yang lengkap,etapi diikuti suatu rangkaian atau pemeraian.
3)      Dipakai juga di sebuah pengantar pernyataan atau kesimpulan.
4)      Untuk memisahkan dua kalimat yang sderajat walaupun sangan jarang digunakan.
5)      Untuk sebuah kata/frasa yang memerlukan pemeraian.
6)      Dipakai dalam teks drama atau dialog sesudah kata yang menununjukkan pelakunya dalam sebuah dialog.



5.      Tanda Kutip
1.      Mengapit petikan yang tersusun didalam petikan lain.
      Misalnya:
      Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
2. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
      Misalnya:
      feed-back ‘balikan’.

6.      Tanda Tanya
1)      Dalam suatu pertanyaan langsung.
      bilamana kau menyelesaikan tugasmu?
2)       Digunakan untuk menanyakan keragu-raguan atau ketaktentuan. Utuk maksud tersebut tanda tanya harus ditempatkan dalam tanda kurung (?), misalnya:
      pengarang itu lahir tahun 1886(?) dan meninggal tahun 1968.
3)      kadang-kadang dipergunakan juga untuk menggantikan suatu bentuk sarkatis:
      ia seorang gadis cantik (?) dan peramah.

7.      Tanda Seru
Dipakai untuk:
1)      Menanyakan suatu pertanyaan yang penuh emosi. Kata-kata seru juga biasanya dimasukkan juga dalam golongan ini.
2)      Tanda seru selalu dipergunakan untuk menanyakan suatu perintah.
3)      Dipakai untuk menyatakan bahwa orang yang mengutip sesuatu sebenarnya tidak setuju atau sependapat dengan apa yang dikutipnya itu.

8.      Tanda Hubung ( - )
1)      Memisahkan suku kata dasar yang terpisah oleh pengganti baris.
Contoh : Disamping cara-cara lama ada ju-ga cara-cara baru
2)      Menyambung bagian-bagian dari kata ulang.
      Contoh : Anak-anak, laki-laki, bermain-main, layang-layang, dan lain-lain.
3)      Memperjelas hubungan antara bagian kata atau ungkapan.
Contoh : ber-evolusi, be-revolusi; be-ruang, ber-uang;
4)      Merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan –an, dan singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
      Contoh se-Indonesia, se-Kalimantan, ulang tahun ke-17, dan lain-lain.

9.      Tanda Pisah (-)
1)      Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Contoh : kemerdekaan bangsa itu-saya yajin akan tercapai-diperjuangankan oleh bangsa itu sendiri.
2)      Tanda pisah menerangkan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi jelas.
Contoh : rangkaian temuan ini-evokusi, teori kenisbian, dan kini juga  pembelahan otonom-telah menguah kon-sepsi kita tentang alam semesta.
3)      Dipakai di antara dua bilangan berarti sampai dengan, sedangkan bila dipakai antara dua tempat atau kota berarti ke atau sampai.
Contoh : Beliau menjabat sebagai Gubernur tahun 2010-2014.
4)      Menyatakan suatu ringkasan atau suatu gelar.
      Contoh             :  hanya satu hobinya-renang.
5)      Menyatakan suatu ujaran yang terputus, atau suatu keragu-raguan.
Contoh :  di dalam rumah kosong itu terdapat bayangan-bayangan-tak dapat Saya pastikan bayangan apa itu.
Dalam hal ini lebih lazim dipergunakan titik-titik (...) daripada tanda pisah.

10.  Tanda Elipsis ( titik-titik )
1)      Menyatakan ujaran yang terputus-putus, atau menyatakan ujaran yang terputus dengan tiba-tiba.
Contoh : Ia seharusnya...seharusnya...sudah sampai sekolah.
2)       Menyatakan bahwa dalam suatu kutipan ada bagian yang dihilangkan
Contoh : Mental menjalankan kekuasaan dalam negara modern...perlu diwujudkan.
3)      Meminta kepada pembaca mengisi sendiri kelanjutan dari sebuah kalimat.
Contoh :  Ga,jinya kecil. Tetapi Ia memiliki sebuah mobil, dan rumah mewah.  Entahlah darimana Ia mengumpulkan semua kekayaan itu...!

11.  Tanda Kurung ( (...) )
1)      Mengapit tambahan keterangan atau penjelas.
Contoh : Ketua KMPP (Kumpulan Mahasiswa dan Pelajar Pati) sedang menyampaikan sambutan kepada anggota-anggotanya.
2)       Mengapit keterangan atau penjelas an yang bukan merupakan bagian integral dari pokok-pokok pembicaraan
Contoh : Sejak terjadi kecelakaan dijalan Syekh Jangkung (nama jalan di Kota Pati) menjadi sepi pengendara yag melewati jalan tersebut.
3)       Mengapit angka atau huruf yang memperinci satu seri keterangan.
Contoh :  ada beberapa nama, yaitu:
1)      Khunain
2)      Wiwi
3)      Fita

12.  Tanda Kurung Siku ( [...] )
1)      Menerangkan sesuatu di luar jalannya teks atau sisipan keterangan yang tidak ada hubungannya dengan teks.
Contoh : Sang raja men[d]engar bunyi gemerisik.
2)      Mengapit keterangan atau penjelas bagi suatu kalimat yang sudah ditempatkan dalam tanda kurung.
Contoh : Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II ([lihat halaman 35-40] buku pertama) perlu dibentangkan di sini.



13.  Garis Miring
1)      Pengganti kata dan, per atau memisah-misahkan nomor alamat yang mempunyai fungsi yang berbeda.
Contoh :
Akan diadakan iuran wajib Rp. 5000,00/anak,
Alamat rumah saya : Desa Kayen Rt. 01/05 Kabupaten Pati
Peserta dapat memilih antara es buah/ air putih.
2)      Penomoran kode surat.
Contoh :  No. 1/220-a-l

14.  Huruf Kapital
Huruf kapital dipergunakan dalam hal-hal berikut :
1)      Huruf awal dan kata pertama dalam sebuah kalimat
2)      Huruf awal digunakan di depan nama diri, nama tempat, nama bangsa, negara, organisasi, bahasa, nama bulan dan hari, Tuhan dan sifat-sifat Tuhan yang mempergunakan kata Maha.
      Contoh
      nama diri : Rani, Eko, Tio, dsb.
      nama tempat :  Yogyakarta, Solo, Madura, dsb.
      nama bangsa, negara, bahasa : Eropa, Singapura, bahasa Arab, bahasa Jepang, dsb.
      nama bulan dan hari : April, Sabtu
      nama Tuhan dan Sifat Tuhan : Allah, Tuhan Yang Maha Berkehendak
3)      Huruf kapital digunakan bagi judul-judul buku, majalah, artikel, dan kata-kata yang penting saja.
      Contoh : Bahasa Indonesia Bahasa Bangsaku
4)      Huruf kapital digunakan pada kata-kata biasa yang mendapat arti istimewa, terutama dalam personofikasi
Contoh :          Seperti wajah merah membara,
Dalam bakaran api nyata,
Biar jiwaku habis terlebur,
Dalam Kobaran Nyala Raya

1 komentar:

  1. Zinc oxide and titanium dioxide sunscreen and mask
    Zinc oxide titanium strength and titanium dioxide titanium 6al4v sunscreen and mask. This is a skin care product manufactured titanium price by Melinda's microtouch titanium with Zinc Alloy, a high-performance 2020 ford ecosport titanium graphite

    BalasHapus